JAKARTA - Langkah PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 9 Jember menjajaki pembukaan rute baru Banyuwangi–Bandung menjadi sorotan publik.
Inisiatif ini bukan sekadar menghadirkan moda transportasi baru, tetapi juga menjadi strategi KAI dalam membuka peluang wisata dan ekonomi lintas provinsi yang lebih luas.
Manajer Hukum dan Humas KAI Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro, menyebut rute baru tersebut diharapkan menjawab kebutuhan masyarakat yang menginginkan akses langsung antara dua kawasan wisata unggulan di Indonesia.
“Rute baru itu diharapkan menjawab kebutuhan masyarakat sekaligus menciptakan segmen wisata baru dari ujung timur Jawa, dari Stasiun Ketapang di Banyuwangi hingga pusat wisata dan budaya Jawa Barat di Stasiun Bandung,” ujar Cahyo di Jember, Jawa Timur.
Konektivitas Baru untuk Destinasi Wisata Populer
Banyuwangi dan Bandung dikenal sebagai dua destinasi wisata dengan daya tarik yang berbeda namun sama-sama kuat. Banyuwangi menonjol dengan pesona alam seperti Kawah Ijen, Taman Nasional Alas Purwo, serta deretan pantai eksotis yang menawan wisatawan lokal maupun mancanegara. Sementara itu, Bandung lekat dengan suasana sejuk pegunungan, budaya kreatif, serta wisata kuliner dan belanja yang telah lama menjadi daya tarik wisata domestik.
KAI memandang, konektivitas langsung antara kedua wilayah tersebut berpotensi melahirkan segmen perjalanan baru. Bagi wisatawan, rute ini akan menjadi pengalaman unik menikmati panorama alam Pulau Jawa bagian selatan, mulai dari pesisir timur hingga pegunungan Jawa Barat.
“Masyarakat bisa membayangkan memulai hari dari Ketapang di Banyuwangi untuk melihat matahari terbit di perairan Selat Bali, lalu menikmati perjalanan panjang menyusuri jalur selatan Jawa yang hijau, eksotis, dan penuh cerita hingga akhirnya tiba di Bandung,” jelas Cahyo.
Dorongan dari Tren Mobilitas yang Terus Meningkat
Data KAI Daop 9 Jember menunjukkan, minat masyarakat untuk bepergian dengan kereta api terus meningkat signifikan. Berdasarkan catatan perusahaan, pada periode Januari hingga Oktober 2024, jumlah penumpang yang berangkat dari wilayah Daop 9 mencapai 1.594.654 orang, sedangkan yang tiba sebanyak 1.630.267 orang, dengan total mencapai lebih dari 3,22 juta penumpang.
Pada periode yang sama tahun berikutnya, 2025, jumlah penumpang meningkat menjadi 3,81 juta orang, dengan pertumbuhan sekitar 18 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Peningkatan itu menegaskan bahwa kebutuhan mobilitas masyarakat terus berkembang dan KAI menjawab peluang tersebut melalui inovasi layanan,” tutur Cahyo.
Melihat tren tersebut, KAI menilai perlu adanya pengembangan rute baru yang tidak hanya memudahkan perjalanan antardaerah, tetapi juga mendorong pergerakan wisatawan, pekerja, dan pelajar di lintas provinsi.
Dampak Ekonomi dan Sosial yang Lebih Luas
Selain membuka peluang di sektor pariwisata, pembukaan rute Ketapang–Bandung juga diproyeksikan membawa efek berganda bagi sektor ekonomi, pendidikan, dan sosial. Jalur ini akan menjadi penghubung strategis antara Jawa Timur bagian timur dan Jawa Barat bagian tengah, memperkuat jaringan transportasi nasional yang efisien dan berkelanjutan.
“Tidak hanya wisata, rute itu juga menjadi stimulus memperkuat konektivitas pendidikan, ekonomi, hingga mobilitas masyarakat pekerja dan pelajar,” ungkap Cahyo.
Bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM), keberadaan jalur baru ini diharapkan mempermudah distribusi produk antarwilayah. Selain itu, konektivitas langsung akan mempersingkat waktu tempuh sekaligus memangkas biaya transportasi.
Rencana ini juga sejalan dengan visi pemerintah dalam memperluas jaringan transportasi ramah lingkungan berbasis rel yang mampu mengurangi ketergantungan pada transportasi darat berbahan bakar fosil.
Peran Publik dalam Proses Penjajakan
Saat ini, KAI Daop 9 Jember tengah melakukan survei minat masyarakat terhadap rencana pembukaan rute Ketapang–Bandung. Survei ini menjadi bagian penting dari proses penjajakan agar layanan yang nantinya dihadirkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan preferensi masyarakat.
“Survei itu kami lakukan agar layanan yang disiapkan benar-benar sesuai kebutuhan masyarakat. Masukan publik akan menjadi fondasi penting dalam perencanaan kami,” ujar Cahyo.
Melalui survei yang dapat diakses lewat tautan bit.ly/KAKetapangBandung, KAI mengajak masyarakat untuk memberikan pendapat dan dukungan. Partisipasi publik ini akan membantu perusahaan dalam menentukan aspek operasional, frekuensi perjalanan, hingga potensi integrasi dengan moda transportasi lain di kedua daerah.
Menatap Harapan Baru Jalur Selatan Jawa
Kehadiran rute baru Banyuwangi–Bandung nantinya akan menjadi lebih dari sekadar perjalanan antarkota. Jalur ini akan menjadi simbol keterhubungan dua budaya, dua lanskap alam yang berbeda, dan dua potensi ekonomi yang saling melengkapi.
KAI Daop 9 Jember berharap, langkah penjajakan ini dapat terealisasi melalui kerja sama lintas daerah dan dukungan masyarakat luas. Dengan layanan yang nyaman, aman, dan berorientasi wisata, jalur ini berpotensi menjadi ikon baru perjalanan rel di Pulau Jawa.
Seperti disampaikan Cahyo, pembukaan rute baru bukan hanya tentang perjalanan dari satu titik ke titik lain, tetapi tentang menghubungkan pengalaman, membuka peluang, dan menghadirkan nilai baru bagi masyarakat.
“Partisipasi masyarakat sangat berarti untuk mewujudkan rute baru ini. Kami ingin memastikan bahwa setiap langkah yang diambil benar-benar memberikan manfaat luas,” pungkasnya.